Header Ads Widget

Ticker

6/recent/ticker-posts

PT PAL Diduga Hanya Anggap Masyarakat Lokal di Sepuk Laut Sebelah Mata

Satu Berita,Online//Kubu Raya Kalbar - Keresahan dan polemik  dikalangan masyarakat Desa Sepuk Laut, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya dengan pihak perusahaan yang tidak menganggap mereka dan tidak memanusiakan manusia sebagai manusia memanas, (10/3).


Warga menilai praktik usaha yang dijalankan perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Punggur Alam Lestari (PAL) jelas bermasalah. Sebab kenapa  warga menganggap PT PAL gagal total dalam memenuhi hak-hak warga di desa Sepuk Laut  diduga tidak manusiawi.


Jelas terang bapak Maripek (66), salah seorang warga setempat mengaku kesal lantaran perusahaan tersebut hanya menganggap masyarakat lokal sebagai penonton. Hal itu dibuktikan dengan minimnya warga lokal yang direkrut sebagai tenaga kerja. PT PAL juga disebut tidak pernah memberdayakan koperasi setempat dalam praktik usaha.yang dijalankan diwilayah desa mereka.


“Terang dia lagi, kami cuma dianggap penonton. Banyak yang melamar kerja, tetapi ditolak dengan berbagai alasan. Ada yang dipekerjakan, namun jumlahnya sangat sedikit. Koperasi kami pun tidak pernah dilibatkan sama sekali,” ungkapnya dengan nada kesal saat dijumpai di Sepuk Laut, kepada beberapa awak media Senin (10/3/2025).


Rasa kekecewaan warga dan Maripek terhadap PT PAL semakin bertambah lantaran perusahaan tersebut dianggap tidak bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang dialami pekerja lokal. Tidak cukup sampai di situ, warga lokal yang dipekerjakan PT PAL juga disebut Maripek banyak yang diberhentikan secara sepihak tanpa adanya klarifikasi terlebih dahulu.


“Masyarakat kami banyak yang diberhentikan sepihak, bahkan ada yang tidak mendapat kompensasi apa-apa dari perusahaan. Mereka yang pensiun pun banyak yang uang pesangonnya tidak sesuai,” imbuhnya.


“Ada warga kami yang namanya Maimunah yang meninggal pada saat bekerja di PT PAL. Berapa kompensasi yang diberikan perusahaan? Cuma Rp2,5 juta. Lalu ada Buyung yang mengalami patah tulang karena musibah sepulang dari bekerja di PT PAL. Total biaya dia berobat Rp5,5 juta, tetapi perusahaan cuma memberikan kompensasi sebesar Rp530 ribu,” sambungnya.


Kekesalan terhadap PT PAL turut dirasakan oleh warga setempat lainnya Mat Yasin (42). Menurutnya, pihak perusahaan telah melakukan pembohongan kepada masyarakat Sepuk Laut. Seakan mempertegas pernyataannya, Mat Yasin pun menyebut dua iming-iming yang hingga saat ini belum sanggup dipenuhi oleh PT PAL sejak awal berdirinya pada 2011, yakni pembukaan akses jalan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.


“Tidak sesuai harapan. Awalnya janji begini, di kemudian hari berbeda lagi. Sampai sekarang akses jalan yang dijanjikan entah di mana. Masyarakat akan lebih sejahtera, tapi faktanya malah bertolak belakang,” ucapnya dengan nada heran.


Mat Yasin juga menyoroti praktik penyaluran dana _corporate social responsibility_ (CSR) PT PAL yang menurutnya tidak transparan. Dia pun meminta pihak terkait untuk melakukan audit terhadap program tanggung jawab sosial perusahaan tersebut.


“Selama ini kita tidak tahu ke mana mereka menyalurkan CSR. Apakah untuk pendidikan, kesehatan, atau yang lain? Untuk itu kami meminta supaya dilakukan audit. Dalam waktu dekat kami pun akan mendatangi Kantor DPRD Kubu Raya untuk melaporkan hal ini dan kesemena-menaan lain yang sudah dilakukan PT PAL,” tegasnya.(*)


Tim. Redaksi 

Sumber :  Masyarakat M.Y.N (42).